Sunday, February 20, 2011

Laba-laba Penghisap Darah Doyan Bau Kaus Kaki

Dari penelitian terakhir, diketahui bahwa sebuah
spesies laba-laba yang mangsa utamanya adalah nyamuk
pembawa penyakit malaria, yakni Anopheles gambiae, sangat
tertarik dengan bau keringat di kaus kaki.
Peneliti asal Inggris dan Kenya membuktikannya dalam sebuah
eksperimen. Mereka menggunakan kaus kaki bekas pakai untuk
mengetahui apakah laba-laba yang dimaksud juga memiliki sifat
yang sama dengan sifat mangsanya, yakni tertarik dengan bau-
bauan dari manusia.
Ternyata, laba-laba lompat tampak telah mengembangkan
ketertarikan terhadap bau kaki manusia untuk membantu mereka
menemukan mangsa. Temuan ini dilaporkan pada jurnal Biology
Letters.
Menurut peneliti, manusia kini bisa ‘merekrut’ Evarcha culicivora,
laba-laba lompat Afrika Timur tersebut, dalam memerangi malaria.
Caranya dengan mengajak laba-laba itu tinggal di rumah yang
dipenuhi dengan kaus kaki bau.
Fiona Cross, peneliti dari University of Canterbury, Inggris dan
Robert Jackson, dari International Centre of Insect Physiology and
Ecology, Kenya melakukan penelitian tersebut. Mereka tertarik
meneliti spesies laba-laba itu karena laba-laba itu merupakan
pemangsa satu-satunya yang secara spesifik memangsa nyamuk
penyebab malaria tersebut.
“Kami memiliki kecurigaan bahwa bau manusia sangat menarik
bagi laba-laba sebelum melakukan eksperimen ini,” kata Cross,
seperti dikutip dari BBC, 21 Februari 2011. “Padahal umumnya, laba-
laba ini tinggal di rerumputan tinggi di luar rumah atau di gedung-
gedung yang ditinggali manusia."
Untuk membuktikan kecurigaan itu, mereka merancang peralatan
eksperimen berbasis aroma yang disebut sebagai olfactometer.
Mereka kemudian menempatkan laba-laba uji dalam sebuah
wadah. Udara kemudian dipompakan ke masing-masing wadah.
Masing-masing udara datang dari kotak yang berisi kaus kaki bersih
dan kaus kaki bekas dipakai yang memiliki bau keringat kaki
manusia.
Bagi tiap laba-laba, peneliti juga menyediakan pintu darurat agar
mereka bisa melarikan diri kapan saja ke ruangan yang tidak diberi
bau apapun.
“Ternyata, laba-laba yang diberi aroma kaus kaki bau betah
berlama-lama di ruangan yang dihembuskan bau tersebut,
dibandingkan laba-laba yang dihembuskan bau kaus kaki yang
baru dicuci, ” kata Cross. “Kenyataan bahwa laba-laba menemukan
bahwa bau manusia sangat menarik belum pernah diketahui
sebelumnya."
Cross menyebutkan, penemuan ini berkaitan dengan perilaku lain
laba-laba ini. “Saat mereka menemukan bau darah, mereka bisa
menjadi sangat rakus dan bisa membunuh hingga 20 nyamuk
secara terus menerus, meski tidak memakan seluruhnya, ”
ucapnya.
Saat ini, kata Cross, mereka perlu mempelajari lebih lanjut perilaku
seperti itu. “Mereka menjadi gila saat berada di sekeliling nyamuk
yang sudah menghisap darah,” ucapnya.
Meski kedengarannya mengerikan, kedua peneliti yakin bahwa
makhluk haus darah itu bisa membantu manusia dalam
memenangkan pertempuran kompleks melawan malaria. “Laba-
laba itu ada di lingkungan dan tersedia secara gratis,” kata Cross.
“Lalu kenapa tidak kita mencari cara untuk memanfaatkan predator
menarik ini?”
Cross dan rekan-rekannya kini mencari cara bagaimana manusia
bisa mengundang laba-laba ini ke dalam rumah tanpa
mengundang pula nyamuk. “Di kawasan yang dilanda wabah
malaria, orang-orang perlu menyambut kedatangan makhluk
tersebut ke dalam rumahnya, ” ucapnya.

0 comments:

Post a Comment

Protected by Copyscape Web Plagiarism Detection
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons